23 persen mahasiswa diketahui pernah mencoba untuk membobol sistem teknologi informasi, entah situs ataupun mencoba membobol password pengguna internet. Berdasarkan survei Tufin Technologies, dari total mahasiswa yang melakukan percobaan pembobolan, hanya sekira 40 persen yang berhasil.
Mahasiswa memang menganggap bahwa hacking adalah perbuatan yang melanggar aturan dan dianggap salah. Sementara sebagian lainnya menganggap bahwa aksi hacking merupakan suatu perbuatan yang menyenangkan dan tak salah.
"15 persen mahasiswa melakukan aksi hacking pada awalnya hanya untuk mencari uang," tulis Tufin.
Selain bertujuan mencari uang, mereka juga kerap membobol akun-akun di jejaring sosial. Tujuannya untuk membuka akun profil orang lain. Sedangkan tujuan lainnya adalah membobol email atau akun di toko online.
Dari sisi alat, kebanyakan aksi pembobolan yang dilakukan mahasiswa menggunakan PC pribadi, PC di kampus dan juga di warnet-warnet.
"Jelas kita memiliki generasi baru yang cerdas untuk mengerti sistem komputer. Bahkan ada yang melakukannya untuk menyenangkan orang lain," kata Shaul Efraim dari Tufin Technologies.
"Ini penting untuk mulai mendidik generasi kita tentang hal yang baik, dan sisi buruk dari internet serta dapat menyalurkan keeterampilannya secara tepat," kata Shaul. (Okezone/PCAdvisor)
No comments:
Post a Comment
Setiap komentarmu akan sangat berarti sekali buat Raditya Blogs agar bisa menjadi lebih baik untuk kedepannya. Thanks a lot..